STB Bertahan Di Tengah Masalah Regenerasi

Ket Foto: Poperti STB, Sumber Foto: Iman Herdiana 

Studiklub Teater Bandung (STB) hingga kini masih eksis menggelar pertunjukan. Namun di zaman yang semakin digital, kelompok teater modern tertua di Indonesia ini dihantui regenerasi.

STB didirikan 30 Oktober 1958. Salah satu faktor yang bikin STB bertahan ialah adanya Acting Course STB yang sudah menghasilkan banyak angkatan. Program kursus seni peran ini juga sebagai upaya regenerasi di tubuh STB sendiri maupun di dunia teater. Tak sedikit lulusan yang kemudian aktif dengan kelompok teaternya masing-masing.

“Peserta Acting Course STB tidak hanya Bandung, tapi ada juga dari luar Jawa yang hingga kini aktif berkesenian,” kata Kemal Ferdiansyah, salah seorang aktor yang juga sutradara di STB, saat berbincang dengan Rupa dan Kata di Gedung Rumentang Siang, Bandung.

Kemal menyebutkan, ada peserta Acting Course STB yang datang dari Jawa, misalnya dari komunitas Lanjong, Kalimantan.

Kemal sendiri jebolan Acting Course STB angkatan ke-14 tahun 2000. Ia sempat aktif di kelompok teater Laskar Panggung, Actor Unlimited, dan Mainteater.

“Waktu kursus angkatan saya 25 orang. Yang lulus cuma belasan,” kata Kemal.

Menurutnya, peserta dinyatakan lulus bila mengikuti berbagai tahapan dalam kurikulum kursus, yakni tari balet, pemeranan, seni rupa, gerak kreatif hingga taichi. Setiap mata pelajaran kursus diampu oleh guru.

Ket Foto: Suyatna Anirun, Sumber Foto: Iman Herdiana

Kemal beruntung karena masih sempat belajar dari Suyatna Anirun, tokoh teater legendaris yang juga salah seorang pendiri STB.

Ia pernah bermain teater di bawah arahan Suyatna Anirun pada lakon Pinangan, Tabib Gadungan, dan Perang Troya Tidak Akan Meletus.

Menurutnya, Suyatna Anirun merupakan sosok pecinta teater tiada duanya. Orangnya pendiam, agak sulit menebak isi hainya. Tapi jika ditanya, Suyatna akan menjelaskan secara rinci.

“Bagi Yatna berteater itu dengan cinta, tulus. Saya ingin seperti beliau yang menekuni teater dengan kesabaran,” ungkap lulusan STSI, kini ISBI Bandung, jurusan seni rupa.

Kursus STB kini vakum. Kursus ini terakhir digelar pada 2011, menghasilkan angkatan ke-22 sekaligus angkatan terakhir.

“Karena pasti setiap angkatan selalu berkurang pesertanya,” ujar Kemal. “Saat diumumkan waktu pendaftaran kursus, pesertanya tak ada. Mungkin peminat tetater kurang.”

Sebenarnya, STB berencana membuka kembali Acting Course. Namun menurut Kemal, zaman ini membutuhkan metode pengajaran teater yang berbeda mengingat orientasi orang terhadap waktu pun sudah beru

Ket Foto: Poster-poster lakon yang dimainkan STB, Sumber Foto: Iman Herdiana

bah seiring semakin terhubungnya dunia dengan gadget. 

“Dulu, orang-orang siap mengisi waktu, sekarang orang pada sibuk. Dulu handphone belum seperti sekarang, latihan tiga jam tanpa HP bisa fokus. Kalau sekarang masalahnya fokus,” ungkap pria 39 tahun yang aktif mengajar ekstra kulikuler di Taman Kanak-kanak dan SMA di Bandung.

Kemal termasuk aktor STB angkatan paling muda. Aktor lainnya yang lebih senior dan masih aktif di STB ialah Yati Sugiyati SA, istri almarhum Suyatna Anirun, Cece Reksa, IGN Arya Sanjaya, dan lainnya.

Sementara para pendiri STB dan generasi pertamanya banyak yang sudah almarhum. Terakir, STB ditinggal Sutardjo A. Wiramihardja. Guru Besar Emeritus Fakultas Psikologi Unpad ini meninggal tak lama setelah STB ulang tahun yang ke-59. Saat itu, Sutardjo hadir di acara ulang tahun yang digelar di Toko You, meniup lilin. (Penulis: Iman Herdiana)

 

Share on Google Plus

About rupadankata

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Posting Komentar